02460 2200181 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008003900059082001400098100002700112245014100139260004000280300003500320650002000355520188300375084002002258INLIS00000000000130820240508105331 a0010-1223000086ta240508 | | |  a616.994490 aDIAN FITRI CHAIRUNNISA1 aANALISIS HUBUNGAN KADAR DOKSORUBISIN DALAM DARAH DENGAN REAKSI OBAT MERUGIKAN PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS aDEPOK :bFAKULTAS FARMASI UI,c2023 axv, 93 :bILUS ;c30 x 21,5 cm 4aKanker Payudara aDoksorubisin merupakan salah satu terapi antikanker yang termasuk golongan antrasiklin, memiliki aktivitas klinis pada penyakit kanker payudara. Doksorubisin dapat menimbulkan efek kardiotoksik akibat pembentukan doksorubisinol selaku metabolit utamanya. Salah satu metode biosampling terbaru yaitu volumetric absorptive microsampling memiliki berbagai kelebihan yaitu pengambilan darah secara finger prick, tidak dipengaruhi oleh hematokrit, dan dapat disimpan dalam suhu ruang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis doksorubisin dan mengetahui reaksi obat merugikan kemoterapi berbasis doksorubisin. Nilai multiple reaction monitoring (MRM) diatur pada m/z 544,22>396,9 untuk doksorubisin; m/z 546,22>398,9, untuk doksorubisinol; dan m/z 528,5>362,95 untuk daunorubisin. Nilai LLOQ yang diperoleh adalah 8 ng/mL untuk doksorubisin dan 3 ng/mL untuk doksorubisinol dengan linearitas 0,9904 untuk doksorubisin dan 0,9902 untuk doksorubisinol. Hasil analisis mendapatkan rentang kadar terukur untuk doksorubisin sebesar 9,47 - 87,84 ng/mL serta rentang kadar terukur untuk doksorubisinol sebesar 4,24 - 54,02 ng/mL. Dosis kumulatif doksorubisin pada pasien sebesar 47,93 - 346,09 mg/m2, hal ini menunjukkan bahwa risiko seluruh pasien terkena kardiomiopati di bawah angka kejadian 4%. Pasien yang mengalami penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri setelah kemoterapi doksorubisin terdiri dari penurunan fraksi ejeksi <10% dan ada 3 pasien yang mengalami penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri >10%. Alopesia merupakan reaksi obat merugikan subjektif yang paling banyak dirasakan pasien diikuti dengan mual dan muntah. Hasil uji hubungan menunjukkan adanya tidak signifikan antara kadar doksorubisinol terhadap reaksi obat merugikan pada pasien kanker payudara. Terdapat hubungan signifikan pada kadar doksorubisin terhadap dosis kumulatif dan waktu pengambilan sampel pasien. a616.99449 DIA a